Selasa, 03 Januari 2017

Perkembangan Stadia Sungai

Seperti sahabat GN ketahui bahwa pola aliran sungai dipengarui oleh beberapa faktor seperti tektonik, kemiringan lereng, dan litologi. Sungai yang kita lihat saat ini sebetulnya terus mengalami perkembangan dari awal pembentukan hingga saat ini dan akan terus berkembang hingga terjandinya suatu siklus. Tahap perkembangan sungai  dibagi menjadi 5 (lima) stadia, yaitu stadia sungai awal, satdia muda, stadia dewasa, stadia tua, dan stadia remaja kembali (rejuvination).
Adapun ciri-ciri dari tahapan sungai adalah sebagai berikut:


1.   Stadia Awal (Initial Stage)  

Stadia Awal
Tahap awal suatu sungai seringkali dicirikan oleh sungai yang belum memiliki orde dan belum teratur seperti lazimnya suatu sungai. Air terjun, danau, arus yang cepat dan gradien sungai yang bervariasi merupakan ciri-ciri sungai pada tahap awal. Bentangalam aslinya, seringkali memperlihatkan ketidakteraturan, beberapa diantaranya berbeda tingkatannya, arus alirannnya berasal dari air runoff ke arah suatu area yang masih membentuk suatu depresi (cekungan) atau belum membentuk lembah. Sungai pada tahapan awal umumnya berkembang di daerah dataran pantai (coastal plain) yang mengalami pengangkatan atau diatas permukaan lava yang masih baru / muda dan gunungapi, atau diatas permukaan pediment dimana sungainya mengalami peremajaan (rejuvenation).
  

2. Stadia Muda  


Stadia Muda
Sungai yang termasuk dalam tahapan muda adalah sungai-sungai yang aktivitas aliran sungainya mengerosi kearah vertikal. Aliran sungai yang menmpati seluruh lantai dasar suatu lembah. Umumnya profil lembahnya membentuk seperti huruf .V.. Air terjun dan arus yang cepat mendominasi pada tahapan ini.






3. Stadia Dewasa


Stadia Dewasa
Tahap awal dari sungai dewasa dicirikan oleh mulai adanya pembentukan dataran banjir secara setempat setempat dan semakin lama semakin lebar dan akhirnya terisi oleh aliran sungai yang berbentuk meander, sedangkan pada sungai yang sudah masuk dalam tahapan dewasa, arus sungai sudah membentuk aliran yang berbentuk meander, penyisiran kearah depan dan belakang memotong suatu dataran banjir (flood plain) yang cukup luas sehingga secara keseluruhan ditempati oleh jalur-jalur meander. Pada tahapan ini aliran arus sungai sudah memperlihatkan keseimbangan antara laju erosi vertikal dan erosi lateral.


Pola perubahan bentuk alur sungai yang semula linear dan kemudian menjadi
meander. Proses perubahan sungai dari linear ke meander disebabkan oleh sifat
erosi vertikal berubah menjadi erosi lateral.

  4.  Stadia Tua


Stadia Tua
Pada tahapan ini dataran banjir diisi sepenuhnya oleh meander dan lebar dari dataran banjir akan beberapa kali lipat dari luas meander belt. Pada umumnya dicirikan oleh danau tapal kuda (oxbow lake) dan rawa-rawa (swampy area). Erosi lateral lebih dominan dibandingkan erosi lateral.







5.  Stadia Peremajaaan Sungai (Rejuvenation)


Peremajaan sungai
Setiap saat dari perkembangan suatu sungai dari satu tahap ke tahap lainnya, perubahan mungkin terjadi dimana kembalinya dominasi erosi vertikal sehingga sungai dapat diklasifikasi menjadi sungai dalam tahapan muda. Sungai dewasa dapat mengalami pengikisan kembali ke arah vertikal untuk kedua kalinya karena adanya pengangkatan dan proses ini disebut dengan perenajaan sungai. Proses peremajaan sungai adalah proses terjadinya erosi ke arah vertikal pada sungai berstadia dewasa akibat pengangkatan dan stadia sungai kembali menjadi stadia muda.





Tidak ada komentar:
Write komentar