Sabtu, 31 Desember 2016

Cara Deskripsi Batuan Beku


Apa kabar sahabat GN? Buat sahabat GN yang mau tau gimana sih cara pemerian  atau deskripsi batuan beku, nih ane ada sedikit cerita mengenai hal itu, bagi sahabat GN yang sedang menekuni ilmu kebumian tentunya harus memahami betul mengenai deskripsi batuan (dalam hal ini batuan beku) dengan demikian sahabat GN harus tau apa aja yang harus di cantumkan dalam mendeskripsikan batuan. Dalam deskripsi batuan beku meliputi:  Struktur, Tekstur, Komposisi
A. Struktur Batuan Beku

Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala besar seperti lava bantal yang tebentuk dilingkungan air (laut), seperti lava bongkah, struktur aliran lava dan lain-lainnya. Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya. Macam-macam struktur batuan beku adalah :
1. Secara singkapan
a.    Pilow lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi umumnya antara 30-60 cm dan jaraknya berdekatan, khas pada vulkanik bawah laut.
b.    Joint, struktur yang diandai oleh kekar-kekar yang tersusun secara tegak lurus arah aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar joint.
c.    sebagai akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping didalam magma yang menerobos.
d.    Autobreccia, struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu sendiri.
2. Secara Hand Spaceman
a.    Masif, apabila tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lian yang tertanam dalam tubuhnya.
b.    Vesikuler, merupakan struktur yang ditandai adanya lubang-lubang dengan arah teratur. Lubang ini terbentuk akibat keluarnya gas pada waktu pembekuan berlangsung.
c.    Scoria, seperti vesikuler tetapi tidak menunjukkan arah yang teratur.
d.    Amigdaloidal, struktur dimana lubang-lubang keluarnya gas terisi oleh mineral-mineral sekunder seperti zeolith, karbonat dan bermacam silica.
e.    Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau tertanam kedalam batuan beku. Struktur ini terbentuk

B. Tekstur Batuan Beku
Tekstur dalan batuan beku dapat diterangkan sebagai hubungan antar massa mineral dengan massa gelas yang membentuk massa yang merata dari batuan.  Selama pembentukan tekstur tergantung pada kecepatan dan orde kristalisasi. Dimana keduanya sangat tergantung pada temperatur, komposisi kandungan gas, viskositas magma dan tekanan. Dengan demikian tekstur menunjukkan derajat kristalisasi (degree of crystallinity), ukuran btir (grain size) atau granularitas dan kemas (fabric) atau hubungan antar unsur-unsur tersebut (W.T. Huang, 1962: Williams, 1982).
Dalam kaitan dengan tekstur batuan, Rosenbusch mengemukakan hukumnya :
a.    Jika suatu mineral dilingkupi mineral lain, maka mineral yang melingkupi lebih muda.
b.    Mineral yang terbentuk lebih awal biasanya berbentuk euhedral atau paling tidak mendekati 
euhedral dibanding yang terbentuk kemudian.
c.    Jika kristal besar dan kecil bersama-sama dalam satu batuan kristal besar adalah yang berbentuk lebih dulu.
Tekstur dalam batuan di bagi menjadi beberapa faktor, antara lain derajat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas dan hubungan antar butir.     

    A. Derajat kristalisasi
Tingkat kristalisasi pada batuan beku  tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan magma berlangsun lambat maka akan terjadi cukup energi pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan fase dari cair ke padat sehingga akan membentuk kristal  –  kristal yang berukuran besar. Bila penurunan suhu relatif cepat maka kristal – kristal yang di hasilkan kecil – kecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi Sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk pengintian dan pertumbuhan kristal sehinga akan di hasilkan gelas. Tingkat kristalisasi batuan batuan beku dapat di bagi menjadi
1. holokristalin: bila seluruh batuan tersusun atas kristal – kristal mineral.
2. hipokristalin: bila batuan beku terdiri dari sebagian          kristal dan sebagian gelas.
3. holohialin: bila seluruh batuan tersusun oleh gelas.               
    B. Granularitas
Dalam bautan beku granularitas menyangkut derajat keaasaman ukuran butir dari kristal penyusun batuan.
Pada batuan beku non fragmental dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
Tekstur Fanerik  Granular
a.    Fanerik apabila kristal dapat dibedakan dengan mata telanjang dan ukuran seragam.                         
                                                                            


              
Tekstur afanitik
b.    Afanitik apabila kristal mineral Sangat halus sehingga tidak dapat di     bedakan dengan mata telanjang




     C. Bentuk kristal 

Untuk kristal – kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat di lihat kesempurnaan bentuk kristalina. Hal ni dapat memberikan gambar mengenai proses kristalisasi mineral mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal dapat di bedakan menjadi
a)    Euhedral : apabila bentuk kristal sempurna dan di batasi oleh bidang – bidang kristal yang jelas.
b)    Subhedral : apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang di batasi bidang – bidang kristal.

c)    Anhedral : apabila bidang atas kristal tidak jelas.

     D. Hubungan Kristal
1.    Equigranular        
     Disebut equigranular apabila memiliki ukuran kristal yang seragam

2.    Inequigranular 
     Disebut memiliki tekstur inequigranular apabila ukuran kristalin pembentukanya tidak seragam. Tekstur di bagi menjadi :
Tekstur faneroporfiritik

a.    faneroporfiritik apabila kristal mineral yang besar  (fenokris)di kelilingi kristal mineral yang lebih kecil dandapat di kenal dengan mata telanjang


Tekstur porfiroafanitik
 
b.    Pirfirioafanitik apabila fenokris di kelilingi oleh masa dasar yang afanitik.

                           


3.    gelasan (glassy)
Batuan beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas
C. Komposisi Mineral

    Menurut Walter T. Huang, 1962, komposisi mineral dikelompokkan menjadi tiga kelompok mineral yaitu :
a.    Mineral Utama
Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya sangat menentukan dalam penamaan batuan. Berdasarkan warna dan densitas dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Mineral felsic (mineral berwarna terangdengan densitas rata-rata 2,5-2,7) yaitu:
 Kwarsa (SiO2)
a)    Kelompok feldspar, terdiri dari seri feldspar alkali (K, Na) AlSi3O3. seri feldspar alkali terdiri dari sanidine, orthoklas, anorthoklas, adularia, dan mikrolin. Seri plagioklas terdiri dari albite, olgoklas, andesite, labradorite, bitonit dan anortit.
b)    Kelompok feldspatoit (Na, K Alumina silica), terdiri dari nefelin, sodalit, leusit.
Mineral mafic (mineral-mineral feromagnesia dengan warna gelap dan densitas rata-rata 3,0-3,6) yaitu :
a)    Kelompk olivin, terdiri dari Fayalite dan Forsterite.
b)    Kelompok piroksen, terdiri dari Enstatite, Hiperstein, augit, Pigeonit, Diopsit.
c)    Kelompok mika, terdiri dari biotite, Muskovite, plogopit.
d)    Kelompok amphibole, terdiri dari Anthofilit, Cumingtonit, Hornblend, Rieberkit, Tremolit Aktinolit, Glaucofan, dll.
b.    Mineral Sekunder
Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi hydrothermal maupun hasil metamorfisme terhadap mineral-mineral utama. Dengan demikian mineral-mineral ini tak ada hubungannya dengan pembekuan magma (non pirogenetik). Mineral sekunder terdiri dari :
a.    Kelompok kalsit (kalsit, dolomite, magnesite, siderite), dapat terbentk dari hasil ubahan mineral plagioklas.
b.    Kelompok serpentine (antigorit dan krisotil), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral mafic (terutama kelompok olivine dan piroksen).
c.    Kelompok klorit (proklor, penin, talk), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral kelompok plagioklas.
d.    Kelompok kaolin (kaolin, Hallosyte), umumnya ditemukan sebagai hasil pelapukan batuan beku.
c.    Mineral Tambahan
Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma, umumnya dalam jumlah seadikit. Apabila hadir dalam jumlah cukup banyak tetap tidak mempengaruhi penamaan batuan, tetepi hal ini bisa mempunyai nilai ekonomis. Termasuk dalam golongan ini antara lain : Hematit, Kromit, Spena, Muskovit, Rutile, Magnetit, Apatit, dan lain-lain.
Berdasarkan mineral penyusun batuan beku dapat di bedakan menjadi empat yaitu:
a)    Kelompok granit – riolit berasal dari magma yang bersifat asam terutama terrsusun oleh mineral kwarsa, orthoklas, plagioklas Na, kadang terdapat horblend, biotit, muskovit dalam jumlah yang kecil.
b)    Kelompok diorit – andesit,: berasal dari magma yang bersifat intermvediet, teutama tersusung atasmineral – mineral plagioklas,horblend piroksen dan kwarsa biotit, orthoklas dalam jumlah kecil.
c)    Kelompok gabro – basalt: tersusun dari magma asal yang bersifat basa dan terdiri dari mineral—mienral olivin plagioklas Ca, piroksen dan horblend.
d)    Kelompok ultra basa terutama tersusun oleh olivin piroksen. Mineral laxin yang mungkin adalah plagioklas Ca dalam jumlah yang Sangat kecil.

Tidak ada komentar:
Write komentar